Petuah hebat yang seakan sudah menjadi adat…setiap kita yg
bepergian maupun yang tak akan melakuakan perjalanan tak pernah lupu dari
kalimat kalimat ini…”HATI HATI”.entah dari teman ,kawan ,kolega,sanak ,kerabat
atau mungkin dari dari oraing tak dikenal sekalipun.
Perkara hati memang bukan perkara baru untuk
diceritakan..banyak sudah rangkaian kalimat indah membawa pembacanya jauh
kedalam perenungan…mengantar pendengarnya jatuh ke dalam tangisan.sebutlah
karya fenomenal ibnul qayyim al jauziyah yang menyabet gelar buku para penunggu
dan hati yang merindu ‘raudhatul muhibbin wa nuzhatul musytaqqiin’..cerita
tentang hati bnayak di diriwayatkan di dalamya…mulai dari diri yang jatuh
hati,hingga hati yang melayangkan harapan pada sebuah kefanaan. Ada !
Suatu ketika Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berkata
kepada para sahabatnya,dengan wajah penuh cinta dan kasih sayang…dari lisan
yang penuh keindahan dan kejujuran ;
ان أخوف ما أخاف عليكم شرك الأصغر
“Sungguh ! yang aku takutkan akan menimpa
kalian adalah syirik kecil”
Para sahabat pun bertanya : apa itu syirik kecil wahai Rasulullah
? hingga kau lebih menakutkan ia akan menimpa kami dari yang lain.? Beliau
menjawab “RIYA’’[1]
Saudaraku !
Dalam perjalanan kita menuju satu destinasi…yang kita yakin
tujuan yang akan kita tuju merupakan tempat kita akan tinggal dan
menetap…tempat kita akan membutuhkan banyak perbekalan dan kebutuhan,tentu
sebuah usaha pengumpulan merupakan hal yang wajib dilakukan…entah itu mengumpulkan harta ,tenaga…atau apapun
bentuknya.
Maka kerugian yang akan kita dapatkan jika usaha kita hanya
berkisar pada lelah dan capai yang terasa…tak membuahkan apa
apa..lau,bagaimanakah lagi dengan sebuah perjalanan dengan tujuan keabadian ?
Satu persatu pundi amal sudah kita coba untuk
dikumpulkan..namun tenyata,pundi itu kosong dari isi…tak berfaedah sama
sekali.bukannya menjadi simpanan malah menjadi beban..
Perjalanan kita itu adalah dunia…pundi pundi itu adalah
amal…dan tujuan itu adalah akhirat.
Perhatikan lah hati ! bukankah pengobatan tersulit adalah
mengobati hati yang sudah menyeleweng dari ilahi ? persis seperti yang
dikabarkan sufyan ats tsauri tentang dirinya :
ما عالجت سيأ أشد علي من نيتي
“Tidaklah aku mengobati sesuatu yang
teramat sulit bagiku pengobatannya dari pada niatku,ia selalu berubah karenaku.”
Begitulah hati…tak mungkin ia dinamakan hati kecuali karena
butuhnya ia pada penghati hatian.seperti qalbu
dalam bahasa arab,tidaklah ia dinamakan qalbu kecuali karena cepatnya ia
bertaqallub atau berubah.
Saudara !
peringatan dari rasulullah kepada sahabatnya tentang apa yg
paling ia takutkan akan menimpa mereka sebenarnya lebih tepat jika kita yang
merasa..secara kita merupakan hamba kecil yang tak mungkin tetap hatinya .
kita tahu,begitu mudahnya keinginan awal kita dalam menuntut
ilmu berubah pada sesuatu yang jauh dari apa yang diharapkan terjadi…seperti
niat kita yang ingin mengangkat kebodohan akan ilmu dari diri..menjadi
keinginan mengangkat diri dari manusia lainnya,meninggi....padahal kita tahu bahwa
ahli ilmu yang tak berhati hati dengan hatinya akan menjadi korek api neraka
kelak di hari akhir.
Kita juga tahu begitu mudahnya sanjungan merubah segala
ketetapan…yang awalnya menetap pada satu kemurnian, hingga berubah menjadi
belasan tujuan.
Sejatinya….perjalanan kita diantara kitab dan ilmu akan menghantar
kita pada satu kemenangan.
Sejatinya…perjalanan kita diantara sajadah yg terbentang dan
sujud yang mendalam akan menghantar kita pada satu kemuliaan.
Namun karena hati yang terkadang lari dari
pengawasan,keinginan untuk satu tujuan menjadi bercabang….hingga kita menduakan
apa yang harusnya kita fokuskan.
فلواحد كن واحدا في واحد
Untuk (rabb) yang satu ,jadilah satu dalam kesatuan.
semoga kita diberi taufik untuk selalu perhatian terhadap hati...karena tak ada yang lebih harus kita hati hati padanya melainkan pada sebuah hati. HATIKANLAH HATI !
0 Comments